Semarak Budaya dan Kuliner Tempo Dulu di Jantung Malang : Tong Tong Night Market 2025

Halo, nawak-nawak dimalang.com! Kalau bicara soal event yang paling ngangenin di Kota Malang, pasti nama Tong Tong Night Market langsung terlintas di benak banyak orang. Bayangkan saja, di tengah hiruk pikuk kota, kita diajak bernostalgia ke masa lalu yang penuh pesona. Apalagi tahun ini, Tong Tong Night Market 2025 yang digelar di The Shalimar Boutique Hotel Malang pada 24-27 Juli, membawa nuansa budaya yang makin kental dan istimewa!

 

Sebagai penulis yang besar di Malang, saya seringkali merasa bangga dengan kota ini yang kadit pernah kehabisan ide untuk merayakan identitasnya. Pembukaan Tong Tong Night Market kali ini benar-benar memukau, terutama dengan suguhan istimewa: penampilan Tari Topeng Malangan yang dibawakan oleh para penari cilik hingga remaja dari Sanggar Padma Puspita. Melihat mereka menari, rasanya seperti diajak menyelami jiwa Malang yang sesungguhnya.

 

Tari Topeng Malangan: Pesona Anggun di Tong Tong Night Market

 

Malam itu, suasana di Taman Tjerme, The Shalimar Boutique Hotel, begitu hidup. Gemuruh tepuk tangan penonton mengiringi setiap gerakan gemulai para penari. Tari Topeng Malangan yang mereka bawakan tidak sekadar penampilan biasa; setiap bagian dari tarian ini membawa cerita dan nuansa tersendiri, dari pembawaan yang anggun, nakal, hingga tegas. Para penari muda itu tampil memukau, gerakan mereka luwes, ekspresif, tanpa ada keraguan. Setiap lenggak-lenggoknya seperti menyatu dengan wajah topeng yang mereka kenakan, seakan itu adalah ekspresi asli mereka.

 

Memang, mendalami peran karakter topeng itu bukan hal mudah, apalagi dengan keterbatasan jarak pandang hanya melalui dua lubang kecil pada bagian mata. Tapi, para penari ini sukses menaklukkan tantangan itu. Salah satu penonton, Erik Kurniati, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya melihat putrinya ikut tampil malam itu.

 

"Senang sekali rasanya melihat anak bisa ikut tampil. Apalagi penontonnya banyak, bahkan sampai turis-turis dari luar negeri juga nonton. Bangga rasanya," ungkap Erik, seorang warga Sukun yang putrinya menjadi salah satu penari.

 

Pelatih tari, Santi Peni Prasetyo, juga menekankan bahwa melatih tari tidak hanya soal gerakan. Anak-anak juga diajak memahami sejarah dan nilai-nilai budaya yang mereka bawakan. “Saya ingin mereka mencintai budaya ini, bukan sekadar bisa menari. Mereka harus paham cerita di balik topeng itu, agar timbul rasa bangga sebagai bagian dari bangsa Indonesia,” ujar Ibu Santi. Antusiasme penonton begitu terasa. Banyak yang berkerumun di depan panggung, termasuk turis mancanegara yang ingin mendapatkan sudut pandang terbaik untuk menikmati tarian khas Malangan ini.

 

Melalui langkah kaki yang gemulai, gerakan kepala yang tegas, dan iringan musik tradisional yang mengalun, Tari Topeng Malangan malam itu tak hanya jadi tontonan, tapi juga pengingat bahwa budaya adalah napas dari identitas kita yang tak boleh dilupakan. Ini adalah salah satu kekayaan yang membuat Malang begitu istimewa, selevel dengan pesona Topeng Malangan yang sudah dikenal luas.

 

Tong Tong Night Market: Dari Lokal Menuju Nasional, Bahkan Internasional!

 

Tong Tong Night Market 2025 dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Direktur Utama Badan Otorita Borobudur Agustin Peranginangin, dan Wali Kota Malang Wahyu Hidayat. Mengangkat tema “Topengan Malang”, festival ini menyuguhkan perpaduan seni pertunjukan, pameran UMKM, hingga kuliner tradisional Malang Raya dalam suasana pasar malam yang meriah dan sarat budaya. Lebih dari 30 stan kuliner dan kriya khas daerah turut memeriahkan kegiatan yang digagas oleh The Shalimar Boutique Hotel Malang.

 

Yang bikin bangga, tahun ini Tong Tong Night Market mencatat sejarah baru dengan masuk dalam jajaran Karisma Event Nusantara (KEN) 2025, program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI yang menyoroti 110 event budaya terbaik dari seluruh Indonesia. Ini bukti bahwa kreativitas Kota Malang diakui secara nasional!

 

Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin, menilai event ini unik karena berangkat dari inisiasi sektor swasta dan menjadi ruang pelestarian budaya yang konkret. “Event ini menarik karena diinisiasi pengusaha hotel, tapi mampu menjadi ikon budaya lokal. Ini model pelestarian budaya yang harus kita dorong di seluruh Indonesia,” ujar Agustin. Apresiasi serupa disampaikan Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, yang melihat Tong Tong Night Market tidak hanya memperkaya ragam atraksi budaya di Jawa Timur, tapi juga turut mendukung program “1.000 event” di Kota Malang yang kian aktif memajukan ekonomi kreatif dan pariwisata.

 

Kata Walikota Malang

 

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat pun menyampaikan rasa bangganya atas apresiasi nasional ini, sekaligus mengapresiasi The Shalimar Boutique Hotel yang konsisten menjaga nilai-nilai budaya lokal. “Masuknya ke dalam KEN 2025 membuktikan bahwa kreativitas Kota Malang diakui secara nasional dan internasional. Ini menjadi kebanggaan tidak hanya bagi Kota Malang, tetapi juga membawa nama baik Jawa Timur,” ujar Wahyu.

 

Ketua Pelaksana Tong Tong Night Market 2025, Kartika Chandra Hapsari, menyebut festival ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga diplomasi budaya. “Kami ingin menjadikan Tong Tong Night Market sebagai jendela budaya Malang yang dapat dinikmati semua kalangan, termasuk wisatawan mancanegara. Ini bentuk nyata pelestarian budaya,” tutur Kartika. Nama “Tong Tong Night Market” sendiri terinspirasi dari Tong Tong Fair di Belanda, festival Indo-Eropa terbesar yang telah digelar sejak 1959, dengan semangat serupa untuk menjadi ruang interaksi budaya yang inklusif dan edukatif.

 

Berkontribusi pada Ekonomi Lokal dan Daya Tarik Wisata

 

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menjelaskan, selain memperkenalkan budaya Jawa yang klasik, acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal dengan menonjolkan kreativitas usaha kecil dan menengah (UMKM). “Secara tidak langsung kita telah berkontribusi dalam memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat Malang di sektor UMKM,” tutur Wahyu.

 

Dukungan serupa datang dari Wagub Jatim Emil Dardak, yang berharap acara ini dapat menjadi daya tarik, terutama bagi kalangan remaja, untuk menambah pengetahuan mereka tentang sejarah Jawa Timur. Ini menunjukkan bagaimana sinergi antara pemerintah dan swasta bisa menciptakan event yang tak hanya menghibur, tetapi juga punya dampak positif bagi masyarakat dan pariwisata Malang.

 

The Shalimar Boutique Hotel Malang, sebagai tuan rumah acara ini, juga mendapat banyak pujian atas kualitas dan pelayanannya, yang secara tidak langsung berkontribusi pada kesuksesan Tong Tong Night Market. Berikut beberapa ulasan terbaik yang saya temukan dari Google Bisnis:

 

  • “Very clean, fresh, and comfortable. Stunning creative dishes.” – Andrew Santoso
  • “Everything about this hotel, the building, history, cuisine, staff, room, service, would fly from the UK every weekend to spend time here.” – Kenneth

  • “Lokasi terbaik untuk liburan dan berwisata kuliner di pusat kota Malang, semua serba dekat. Ukuran kamar besar sehingga cocok untuk keluarga. Menu breakfast kuliner lokalnya juga enak.” – Ambrosius W. L.

 

Tong Tong Night Market: Lebih dari Sekadar Pasar Malam Biasa

 

Daya tarik Tong Tong Night Market bukan hanya pada penampilan budaya yang memukau, tapi juga pada konsep pasar malamnya yang unik. Pengunjung bisa menemukan ragam kuliner khas Nusantara yang menggoda lidah, dari jajanan legendaris tempo dulu hingga sajian modern bercita rasa Nusantara. Bayangkan saja, berkeliling pasar malam sambil mencicipi Bakso Malang, Tempe Mendol, atau mungkin Angsle hangat di tengah udara sejuk Malang. Suasana nostalgia pasar malam ini diperkuat dengan adanya transaksi menggunakan mata uang Gulden sebagai alat transaksi, yang bisa ditukar di loket khusus. Ini inovasi yang edan kreatif, bikin pengalaman berbelanja jadi makin otentik!

 

Selain kuliner, Tong Tong Night Market juga menjadi panggung bagi UMKM dan komunitas lokal untuk memamerkan produk kerajinan tangan, fesyen tradisional, hingga seni instalasi. Ini adalah ruang kolaborasi yang nyata antara pelaku UMKM dan seniman lokal, menunjukkan betapa dinamisnya ekonomi kreatif di Malang.

 

"Wisata malam di Kayutangan tuh beda, suasananya adem dan estetik banget buat foto-foto. Tapi kalau di Tong Tong, ini lebih ke pengalaman sensorik dan nostalgia. Komplit!" ujar Rani, warga Sukun yang selalu menyempatkan diri datang ke event ini.

 

Tong Tong Night Market adalah contoh bagaimana sebuah event bisa menjadi jendela budaya Malang yang dapat dinikmati semua kalangan, termasuk wisatawan mancanegara. Ia mampu menjadi model pelestarian budaya yang konkret, menunjukkan bahwa tradisi bisa hidup dan berkembang di tengah tantangan zaman, bahkan menjadi daya tarik pariwisata yang kuat.

 

Penutup: Ayo Sambut Budaya Malang dengan Bangga!

 

Nah, nawak, itu tadi sekilas cerita dari kemeriahan Tong Tong Night Market 2025 di Malang. Dari anggunnya Tari Topeng Malangan hingga semarak pasar malamnya, event ini benar-benar menunjukkan betapa kaya dan hidupnya budaya di Kota Malang. Ini bukan hanya tentang hiburan, tapi juga tentang kebanggaan, pelestarian, dan kontribusi nyata bagi ekonomi lokal.

 

Sudah pernah datang ke Tong Tong Night Market? Atau punya cerita seru lainnya tentang event atau kuliner khas Malang yang bikin kadit bisa move on? Yuk, bagi pengalamanmu di kolom komentar di bawah! Ceritamu bisa jadi inspirasi buat nawak-nawak lainnya yang mungkin belum tahu pesona Malang. Jangan lupa juga follow Instagram kami @dimalangcom untuk update info Malang yang paling anyar dan menarik!

 

Mari bersama-sama kita jaga dan lestarikan budaya kebanggaan kita ini. Dengan terus mendukung event-event seperti Tong Tong Night Market, kita turut memastikan bahwa pesona Malang akan terus bersinar, tidak hanya di Indonesia tapi juga di mata dunia. Sampai jumpa di petualangan seru berikutnya di Kota Apel!

Kategori : ,